Mejelis Dzikir SBY Datangi Abu Bakar Baasyir

Friday, August 21, 2009

VIVAnews - Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, Dewan Pimpinan Pusat Majelis Dzikir SBY Nurussalam mengunjungi Ustad Abu Bakar Baasyir di Pondok Pesantren Al Mu'min, Ngruki, Solo.

Ketua Umum Majelis Dzikir, H Haris Thahir, menyampaikan pertemuan itu merupakan silaturahmi antar umat Islam, khususnya menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.

“Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga pembina Majelis Dzikir, juga mengirim salam untuk Ustad (Baasyir),” kata Haris dalam keterangannya, Kamis 20 Agustus 2009.

Pertemuan tersebut berlangsung akrab dan konstruktif. Kedua pihak membuka kemungkinan dialog intensif untuk mencari titik temu dari setiap permasalahan yang ada.


“Jangan sampai umat Islam dipecah-belah oleh pihak-pihak tertentu. Karenanya setiap ulama dan tokoh Islam harus membuka pintu dialog demi kemaslahatan umat dan bangsa,” katanya.

Mengenai statement Baasyir terkait isu adanya Kantor Dagang Israel di Jakarta, dan rumor pembubaran Majelis Dzikir, jika SBY tak bisa menghentikan manuver bisnis Israel, H Haris, menyatakan bahwa Presiden SBY tak pernah mengeluarkan izin apapun atas kantor dagang tersebut.

”Sudah saya sampaikan kepada Ustadz Baasyir bahwa Kantor Dagang Israel di Jakarta itu tidak ada. Hanya isu yang dihembuskan sekelompok orang untuk memecah belah umat Islam," katanya.

"Komitmen SBY dan Pemerintah Indonesia terhadap isu Palestina masih tetap sama, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina dan mengutuk Israel. Bahkan, kini Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan, dan Mer-C, sedang merancang Rumah Sakit di Jalur Gaza.”

Menurut dia, isu tentang Kantor Dagang Israel dihembuskan sebuah situs di Tel Aviv dan samasekali tidak ada hubungannya dengan Majelis Dzikir Nurussalam maupun SBY.

”Di era SBY, tidak pernah ada penandatanganan MoU apa pun dengan Israel maupun pihak-pihak yang terkait dengan isu pendirian Kantor Dagang Israel di Jakarta. Kalau tadi Ustadz Baasyir menyatakan SK itu diteken pada 2001, berarti SBY tidak terlibat. Dan, sejauh yang kami ketahui, SK itu pun tidak ada,” ujar Haris.

Sebelumnya, Ustadz Wahyudin, Direktur Pondok Pesantren Ngruki mengatakan, dalam pertemuan tertutup tersebut, Baasyir mendesak Presiden SBY segera mencabut Surat Keputusan tentang Pembukaan Kantor Dagang Israel di Jakarta yang dikeluarkan Pemerintah RI pada 2001.

”Jika Majelis Dzikir Nurussalam tidak bisa mendesak SBY mencabut SK itu dan menutup Kantor Dagang Israel di Jakarta, bubarkan saja majelis itu,” kata Baasyir.

Pernyataan itu disampaikannya dalam konferensi pers seusai pertemuan. Didampingi Wahyudin, Baasyir menyatakan bahwa pemerintah harus mengambil sikap yang tegas kepada Israel yang sampai detik ini masih menjajah Palestina.

”Jangan justru membangun hubungan dagang atau hubungan dalam bentuk apa pun dengan Israel. Sebab, hal itu menyakiti hati umat Islam secara khusus dan masyarakat dunia pada umumnya,” kata Baasyir.

Kontroversi tentang kabar adanya Kantor Dagang Israel di Jakarta ini sndiri awalnya muncul setelah Baasyir memberi pernyataan keras di sebuah pengajian di Jakarta, pekan lalu.

Sumber : www.vivanews.com

Labels: ,
Bookmark and Share

0 comments: