[PEMATANG SIANTAR] : Siswa Galang Dana Beli Mebel

Monday, November 9, 2009

Siswa Sekolah Menengah Atas 4 Pematang Siantar menggalang dana sendiri untuk membeli meja kursi sekolah. Kebutuhan mebel ini sangat mendesak karena jumlah siswa lebih banyak dari mebel yang ada. Mereka belajar seadanya di lokasi sekolah.

”Kami ingin melengkapi kekurangan meubelair sekolah. Seluruh dana yang kami dapat dari kegiatan ini, kami sumbangkan ke sekolah,” kata Ketua Panitia Penggalangan Dana SMA 4 Pematang Siantar Mahmud Nasution, Sabtu (7/11), saat ditemui menjelang persiapan penggalangan dana.

Mahmud mengatakan, meubelair yang ada di sekolahnya 190 unit. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada sebanyak 500 orang. Sementara ini kekurangan meubelair diganti dengan kursi plastik. Bahkan, sebagian siswa tidak kebagian bangku. Meubelair sekolah, tutur Mahmud, diangkut paksa petugas satuan polisi pamong praja pada April.

Kegiatan yang berlangsung Minggu siang ini disponsori sejumlah donatur dan sponsor dari perusahaan swasta nasional. Para siswa mengundang sejumlah orangtua siswa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pematang Siantar, dan seluruh warga Pematang Siantar yang bersimpati pada kegiatan belajar siswa. Selain mendatangkan artis Ibu Kota, siswa SMA 4 juga mempertontonkan kreativitasnya.

Kompas sempat memasuki area sekolah, Sabtu. Para siswa secara sukarela menyiapkan acara di halaman utama sekolah. Persiapan berlangsung sampai Sabtu malam meski di tengah guyuran hujan. Siswa sempat waswas kepada orang asing yang masuk ke area sekolah. Mahmud sempat menanyakan identitas Kompas ketika memulai wawancara. ”Maaf, kami harus menanyakan identitas,” tutur Mahmud.

Saat ini proses belajar mengajar SMA 4 berlangsung di dua tempat secara bersamaan.

Wakil Ketua Komite SMA 4 Pematang Siantar Jhansen Napitu (63) mengatakan, kondisi ini merugikan siswa. Polemik rencana penjualan sekolah membuat konsentrasi belajar siswa terganggu. Komite sekolah, tuturnya, menolak rencana Pemkot Pematang Siantar yang ingin menjual sekolah. Dia mendukung upaya penggalangan dana yang dilakukan mandiri oleh siswa.

”Proses belajar mengajar harus kembali ke sekolah lama. Tukar guling tidak mengikuti prosedur yang benar,” kata anggota TPF, Eddy Sofyan.

Bookmark and Share

0 comments: