UGM Pungut Biaya Parkir, Sultan Belum Tahu

Sunday, August 23, 2009

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengaku tidak mengetahui ketentuan parkir di Universitas Gadjah Mada berlaku bagi masyarakat luar atau termasuk mahasiswa UGM. Untuk itu, sebaiknya UGM perlu berkoordinasi dengan pemerintah.

»Koordinasi baik kepada pemerintah kabupaten maupun kota karena kawasan UGM belum sepenuhnya tertutup dari jalan publik,” kata Sultan di Kepatihan, Sabtu, (22/8). Sultan menjelaskan itu saat ditanya wartawan mengenai rencana penutupan enam titik jalan alternatif di kawasan UGM. Akibat rencana ini, menuai kritik pada masyarakat yang biasa melintas di kawasan UGM lantaran beban biaya parkir yang harus ditanggung masyarakat maupun civitas UGM.

Sebagai ketua Kagama (keluarga alumni Universitas Gadjah Mada) Sultan mengaku belum mengetahui prosedur penetapan parkir yang akan diterapkan di UGM. "Mungkin Kagama mempunyai kewenangan untuk itu. Tapi saya belum tahu prosedurnya seperti apa,” kata Sultan.

Mantan Rektor UGM, Sofyan Effendi mengaku setuju penetapan parkir diberlakukan di kawasan kampus UGM. Cuma, dia menyarankan penetapan tarif parkir tidak membebani mahasiswa dan warga di sekitar kawasan UGM. "Mahasiswa maupun warga UGM seharusnya tidak perlu membayar. Kalau orang diluar itu mungkin boleh saja," katanya.

Menurut Sofyan, penetapan parkir di kawasan kampus diperlukan, lantaran kondisi keamanan kampus yang kurang kondusif. "Kalau mau kampus lebih tenang memang perlu pengendalian. Karena sering terjadi pencurian di kampus seperti laboratorium karena terlalu terbuka untuk umum," kata anggota Kagama ini.

Hingga saat ini UGM telah memasang portal penutup jalan di area jalan Pancasila (Boulevard) dan jalan Sumpah Pemuda. Rencananya, bagi siapa saja yang melintas dikenakan tarif.

Kebijakan penutupan enam jalur alternatif menuai kritik lantaran menimbulkan potensi kemacetan di sejumlah ruas. Kawasan rawan macet diperkirakan terjadi di perempatan jalan Colombo, Terban, perempatan jalan Simanjuntak, perempatan Colombo, Profesor Yohanes dan perempatan Jalan Kaliurang.

BERNADA RURIT

Sumber : Tempo

Labels:
Bookmark and Share

0 comments: